Wednesday 3 October 2012

Lakukan Sekarang Atau Tidak Sama Sekali

jatiasih
Di dekat pintu tol jatiasih bekasi telah berdiri restoran Mcd di tempat bekas nongkrong para sopir dan pejalan kaki.
Di situ dulunya sangat asri dan juga terdapat banyak pedagang makanan minuman. Tetapi setelah Mcd “masuk” dan merubah total tampilannya, sekarang tempatnya menjadi lebih modern dan menjadi lebih enak buat nongkrong.
Siang hari banyak anak-anak pulang sekolah yang bergerombol berjam-jam sambil menikmati minuman ala kadarnya. Malam hari juga tidak kalah ramainya dan saya termasuk salah seorang yang sering mengajak meeting klien di Mcd jatiasih karena pertimbangan lokasi yang mudah dijangkau aman dan nyaman. Mcd disini buka 24 jam dan di malam hari masih saja ada pengunjung restorannya walaupun tidak seramai sore hari.
Seperti @yuswohady bilang bahwa Mcd suatu saat akan berbentuk booth-booth kecil bertebaran di pinggir jalan mengalahkan warung tegal (warteg) dan ini sudah terjadi di singapura.
mcd
Bukan cuma Mcd, brand besar lain seperti KFC, JCO, Starbucks, Burger King, Celebrity Fitness dll juga menyasar level bawah dan yang menjadi andalan mereka adalah prinsip “Memberi lebih dengan harga murah”.
Di gerai-gerai tadi kita bisa browsing sambil nge-cas HP tanpa bayar dan bisa kelihatan keren di status update jika menuliskan “nongkrong di starbuck nich” daripada “nongkrong di warung tegal nich”
Selain itu, brand-brand besar juga menerapkan konsep “melihat dan dilihat” dengan cerdas. Semakin lama kita nongkrong di starbuck atau di celebrity fitness maka “kasta” kita bisa naik dan bisa terlihat “lebih kaya”
Kenapa itu bisa terjadi….????
Karena brand-brand perusahaan besar itu sudah sangat kuat menempel di benak konsumen
Seperti mas @handoko_h katakan bahwa brand itu adalah makhluk hidup yang harus di perlakukan seperti makhluk hidup lainnya. Brand harus selalu “dirawat”, “diberi makanan” dan diperlakukan sesuai dengan masanya
Menurut @handoko_h dan @yuswohady bahwa di saat ini, di jaman serba crowded maka peran UKM bisa menggantikan bahkan mengalahkan brand-brand besar tadi. Kuncinya adalah selalu mengantisipasi terhadap perubahan dan selalu mengakomodir keinginan konsumen bukan bereaksi terhadap tindakan kompetitor
Prinsip “memberi lebih dengan harga murah” dan “selalu ingin dilihat dan melihat” adalah keinginan konsumen di era C3000
Dan celakanya brand-brand besar dengan cerdik melihat peluang tersebut dan segera melakukan perubahan di model bisnisnya
Jika para UKM tidak mau berubah memenuhi kebutuhan konsumen tersebut maka lama-lama produk UKM akan ditinggal konsumen dan yang lebih parah lagi adalah kesenjangan antara yang miskin dan yang kaya akan semakin lebar
Apa hubungannya brand, CE3000 dan kesenjangan sosial..??
Menurut survey yang dilakukan @yuswohady bahwa jika entrepreneur UKM banyak tumbuh maka kemiskinan akan semakin berkurang, korupsi bisa hilang, dan percepatan kemakmuran penduduk akan lebih cepat meningkat
Tetapi dari itu semua ternyata masih ada berita buruknya yaitu infrastruktur indonesia masih belum siap
Jalan raya selalu macet, bandara crowded seperti pasar, pelabuhan macet bahkan sering terjadi tabrakan kapal dll
Saat ini para UKM dihadapkan kepada 2 pilihan…… Berubah sekarang atau tidak sama sekali, NOW or NEVER…!!!
Diharapkan dengan adanya “kekacauan” ini maka suatu saat akan banyak muncul para pahlawan-pahlawan nasional Indonesia yang mengusung brand lokal ke ajang kelas dunia, amin
#inspirasi dari seminar @yuswohady dan @handoko_h yang diadakan oleh Komunitas Tangan Di Atas @tangandiatas pada hari minggu 30-september-2012
sumber :  http://updatebanget.blogdetik.com

No comments:

Post a Comment